Gizi Optimal Pada Generasi Milenial
Generasi milenial merupakan generasi muda yang terlahir pada era modern dimana teknologi-teknologi canggih mulai dikenalkan ke publik. Kemajuan teknologi informasi membuat generasi milenial kemudian akrab dengan hal-hal yang cepat dan praktis termasuk juga mengenai makanan.
Fakta menunjukkan pola makan generasi milenial mayoritas lebih sering di Restoran, mengkonsumsi cemilan dan minuman kemasan dengan frekuensi yang cukup sering. Suka melakukan eksplorasi, terutama untuk mencoba menu-menu yang unik, bahkan tidak sedikit yang mengikuti beberapa tren diet.
Berbicara mengenai Diet, beberapa dekade kebelakang, istilah diet lebih populer digunakan untuk menjelaskan cara atau metode yang membatasi porsi makan dan memilih sumber makanan tertentu dengan beberapa tujuan, terutama untuk menurunkan berat badan. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diet merupakan aturan makan khusus untuk menunjang kesehatan. Para ahli gizi memberikan anjuran diet kepada pasien sesuai tujuan masing-masing individu demi meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Terdapat beberapa jenis Diet yakni Diet Vegetarian, Diet Mayo, Intermitten Fasting Diet, Diet Ketogenik, Diet Rendah Karbohidrat, dan Detox Sayuran & Buah. Lalu manakah diet yang paling efektif?
Diet yang paling baik adalah diet yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu dan dapat dilakukan dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan seumur hidup. Kunci keberhasilan diet adalah Konsisten.
Kualitas hidup yang lebih sehat pun dapat dicapai dengan mengaplikasikan pola gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Bagaimana mencapai gizi optimal pada generasi milenial?
Terdapat empat pilar gizi seimbang yang dapat diaplikasikan dalam keseharian yakni mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, pola hidup aktif dan berolahraga, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan menjaga berat badan ideal.
1. Perhatikan Keanekaragaman Pangan
Tidak ada satupun jenis pangan yang mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap. Untuk itu, perhatikan keanekaragaman pangan termasuk jadwal makan, jenis dan jumlah asupan harus sesuai dengan kebutuhan. Pertimbangkan juga faktor aktifitas dan usia.
2. Penerapan Perilaku Hidup Bersih
Penerapan perilaku hidup bersih penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Status gizi dan Infeksi saling berkaitan. Jika status gizi kurang, akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan terkena infeksi. Sebaliknya, jika sudah terjangkit infeksi akan menyebabkan penurunan nafsu makan, metabolisme meningkat, yang menyebabkan kebutuhan kalori meningkat, serta Diare akan menyebabkan kehilangan berat badan.
Status gizi merupakan keseimbangan antara Asupan dan kebutuhan. Kita bisa menghitung status gizi dengan perhitungan Body Mass Index (BMI) : BMI = weight (Kg) / height*2 (m).
3. Aktifitas Fisik/Olahraga
Aktifitas fisik atau olahraga dilakukan Untuk menyeimbangkan asupan dan penggunaan zat gizi. Olahraga rutin dapat dilakukan minimal durasi 30 menit, dengan frekuensi minimal 3 kali per minggu. Adapun jenis olahraga yang dapat dilakukan seperti jalan kaki, sepeda, renang, jogging,senam, dll.
4. Pemantauan Berat Badan Ideal
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi keseimbangan asupan dan penggunaan zat gizi dalam tubuh
Pedoman Gizi Seimbang terus mengalami perkembangan. Pada tahun 1970, kita kenal menu 4 (empat) sehat, 5 (lima) sempurna yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan, dan susu. Kemudian diperbaharui pada tahun 2014 menjadi tumpeng gizi seimbang. Tumpeng Gizi Seimbang tersusun atas lapisan kelompok berurutan dari bawah ke atas, dimana lapisan kelompok semakin ke atas semakin keci yang mengartikan jumlah porsi yang baik dikonsumsi sesuai anjuran.
Tumpeng gizi seimbang mencakup air putih 8 gelas perhari, karbohidrat 3-8 porsi sehari, Sayur-sayuran 3-5 porsi sehari, buah-buahan 2-3 porsi sehari, protein nabati 2-3 porsi sehati, protein hewani 2-3 porsi sehari, minyak dan garam secukupnya.
Tidak hanya memuat informasi mengenai asupan yang baik untuk dikonsumsi, pada Tumpeng Gizi Seimbang pun kita diajak untuk hidup bersih dengan selalu mencuci tangan dengan air mengalir sebelum makan, rutin melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan.
Terdapat dua dampak yang akan timbul pada pola gizi tidak seimbang yakni Underweight dan Obesitas. Underweight atau kekurangan berat badan, dapat memicu terjadinya penyakit dan infeksi, salah satunya anemia. Anemia dapat berpengaruh terhadap kualitas kerja generasi milenial, jika dibiarkan terus menerus. Bagaimana hal ini dapat terjadi?
Gejala klinis anemia akan muncul jika kadar Hb (hemoglobin) dibawah 9. Hemoglobin sendiri merupakan protein yang mengandung zat besi didalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika kekurangan , dampaknya menjadi cepat lelah, letih, serta menurunnya daya ingat dan sulit konsentrasi.
Obesitas atau kelebihan berat badan pun dapat memicu munculnya berbagai penyakit seperti, kanker, diabetes, serangan jantung, kolesterol dengan nilai tinggi, masalah tulang, masalah pernapasan, dsb. Untuk itu, jagalah asupan kalori harian, dan pastikan sudah sesuai kebutuhan Anda.
Sumber : http://rsborromeus.com/gizi-optimal-pada-generasi-milenial/