KENAPA HIPERTENSI BERBAHAYA?
Sumber : http://rscahyakawaluyan.com/
HIPERTENSI
A. Mengapa Hipertensi perlu kita jadikan perhatian?
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit Tidak Menular dimana secara global WHO (World Health Organization) memperkirakan penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
B. Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah.
Dalam pencatatannya, tekanan darah sistolik ditulis lebih dahulu dari tekanan darah diastolik, dan memiliki angka yang lebih tinggi. Menurut perkumpulan dokter jantung di Amerika Serikat, AHA, pada tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan sebagai berikut:
- Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
- Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
- Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
- Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
1. Penyebab dan Faktor Risiko Hipertensi
Tekanan darah tinggi seringkali tidak diketahui penyebabnya. Tetapi, ada beberapa kondisi yang dapat memicu tekanan darah tinggi, di antaranya:
- Kehamilan
- Kecanduan alcohol
- Penyalahgunaan NAPZA
- Gangguan ginjal
- Gangguan pernapasan saat tidur.
Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, seperti:
- Lanjut usia
- Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
- Memiliki kebiasaan merokok
- Jarang berolahraga.
- Gaya hidup kurang baik
- Sering Konsumsi makanan/ minuman berpengawet/ kadar natrium tinggi.
2. Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi
Beberapa pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat penurun tekanan darah seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan langkah pencegahan sedini mungkin, terutama bila Anda memiliki faktor risiko hipertensi salah satunya adalah dengan gaya hidup sehat.
Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
- Konsumsi makanan yang sehat.
- Menjaga berat badan ideal.
- Rutin berolahraga.
- Berhenti merokok.
- Membatasi asupan natrium
C. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi bisa menimbulkan penyakit-penyakit degeneratif dan penyakit komplikasi serius, seperti:
- Aterosklerosis
- Kehilangan penglihatan
- Terbentuk aneurisma
- Gagal ginjal
- Penyakit Jantung
D. Pola Makan Untuk Hipertensi
Salah satu langkah awal penanganan hipertensi adalah dengan mengatur pola makan. Adapun tujuan dari pengaturan pola makan :
- Membantu menghilangkan penimbunan garam atau air dalam jaringan tubuh
- Membantu menurunkan tekanan darah bila ada tekanan darah tinggi.
- Mencegah penyakit degenerative
Adapun pengaturan pola makan yang dilakukan :
- Asupan garam/ natrium
Salah satu komponen yang perlu diperhatikan adalah kandungan natrium. Orang dengan hipertensi disarankan mengurangi asupan natrium, dan garam dapur merupakan sumber utama natrium.
Jumlah garam yang direkomendasikan adalah kurang dari 6 gram. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mudah karena makanan sekitar kita mengandung banyak garam diantaranya garam dapur/meja, vetsin, soda kue, dan makanan kemasan/siap saji. Karena itu, Anda dapat menyiasatinya dengan membuat makanan sendiri. Dengan begitu Anda dapat mengatur jumlah garam/ natriumyang digunakan.
1. Jumlah kalori
Salah satu aspek penting dari diet untuk menurunkan tekanan darah adalah kandungan kalori yang seimbang. Jumlah kalori setiap individu berbeda karena tergantung berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik.
Jumlah kalori setiap orang dapat diketahui dengan konsultasi ke Ahli Gizi
2. Kandungan nutrisi
Untuk mendukung pola makan pada hipertensi maka pilihlah makanan yang kaya protein, dengan kandungan rendah lemak.
Contoh makanan kaya protein yang dapat Anda konsumsi adalah dada ayam, susu rendah lemak, dan putih telur. Sedangkan untuk sumber karbohidrat yang lebih baik untuk kesehatan, Anda dapat mengkonsumsi gandum dan nasi merah.
Selain itu sayuran tetap dikonsumsi sebagai penunjang kesehatan pencernaan. Hal ini dikarenakan serat yang terkandung dalam sayuran dapat mencegah konstipasi.
3. Kurangi minyak dalam makanan
Jika Anda penderita tekanan darah tinggi, maka perhatikanlah kandungan minyak dalam makanan Anda. Kandungan minyak dalam makanan yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah.
Kadar kolesterol darah yang tinggi dan tekanan darah tinggi merupakan dua faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hindarilah makanan yang digoreng seperti ayam goreng, kentang goreng dan makanan fast food. Ganti dengan metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang, mengukus dan merebus.