Hari Dokter Nasional yang dirayakan setiap 24 Oktober, ternyata pertama kali dicetuskan pada saat Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Ujung Pandang tahun 1994. Agus Purwadianto yang sewaktu itu menjabat sebagai Ketua IDI Jakarta Pusat, mengumumkannya sendiri kepada para peserta muktamar.
Pencetusan Hari Dokter sendiri, diilhami oleh peristiwa 24 Oktober 1950 di mana saat itu organisasi IDI didirikan sebagai organisasi profesi kedokteran yang para pemimpin dan anggotanya hanya dokter Indonesia dan tidak ada lagi dokter asingnya (Belanda). Pencetusan salah satu hari sebagai Hari Dokter Nasional ini bukan suatu yang berlebihan. Pasalnya, para dokter telah mencetak prestasi dalam kurun waktu penjajahan, kemerdekaan, maupun di era pembangunan.
Bahkan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya kini juga telah bekerja dengan luar biasa dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia. Jadi, sudah sepantasnya pemerintah Indonesia memberikan satu hari dalam setahun, untuk memperingati dan menghormati jasa pada dokter di Indonesia.
Peran Dokter di Masa Pandemi COVID-19
Dikutip dari situs resmi Kemenko PMK, peran tenaga kesehatan masyarakat, terutama dokter sangat penting dalam penanganan Covid-19 pada setiap level intervensi. Salah satu tugasnya kepada masyarakat di masa pandemi adalah melakukan komunikasi risiko dan edukasi masyarakat terkait protokol kesehatan untuk melawan Covid-19. Selanjutnya petugas kesehatan juga berperan melakukan contact tracing & tracking (penyelidikan kasus dan investigasi wabah), serta sebagai fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto menyatakan, dokter dan tenaga kesehatan masyarakat memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di masyarakat. Hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperlukan, khususnya dalam merancang program dan kebijakan untuk mempercepat penanganan Covid-19. "Tenaga kesehatan masyarakat sangat perlu dilibatkan secara optimal dalam banyak aspek promotif dan preventif kesehatan masyarakat," kata Deputi Agus. Selain itu, dokter beserta tenaga kesehatan masyarakat lain juga bisa berinovasi dan menciptakan strategi percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia, dengan fokus utama edukasi dan pemberdayaan masyarakat, lalu fokus kedua memperkuat pelayanan kesehatan itu sendiri. Hingga saat ini, ada berbagai strategi dan program penanganan Covid-19 yang disarankan oleh para tenaga kesehatan termasuk dokter, termasuk menempatkan tenaga kesehatan masyarakat di tempat-tempat umum yang berisiko tinggi penularan virus. Usul itu merupakan upaya mempromosikan adaptasi kebiasaan baru dan protokol kesehatan oleh para tenaga kesehatan masyarakat. Jadi, dokter dan petugas kesehatan telah memainkan peran penting dalam perang melawan pandemi Covid-19 selama satu setengah tahun terakhir ini. Saran utama dari dokter para tenaga medis sebenarnya sederhana, yakni tetap patuh pada 3M: menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan selalu memakai masker jika berada di tempat umum. Saran ini juga ditujukan untuk kebaikan kondisi kesehatan kita. Hal ini berarti, sebagai masyarakat sebaiknya menuruti dan menghargai saran mereka. Mari berikan apresiasi sebesar-besarnya bagi dokter dan para tenaga medis di masa Pandemi ini.
Sumber:
halodoc.com
tirto.id